Istilah Bhinneka Tunggal Ika Dalam Pancasila Dituangkan Dalam Sila

Sejarah Bhinneka Tunggal Ika

Bhinneka Tunggal Ika adalah semboyan nasional Indonesia. Arti dari simbol tersebut adalah berbeda-beda tetapi tetap satu meski ada perbedaan namun tetap harus bersatu.

Bhinneka Tunggal Ika sendiri terdapat pada Kitab Sutasoma karya Mpu Tantular. Kakawin berbahasa Jawa Kuno itu ditulis olehnya pada masa kekuasaan Raja Majapahit, Hayam Wuruk tepatnya pada akhir abad ke-14.

Toleransi dan Saling Menghormati

Bhinneka Tunggal Ika memberikan pemahaman mengenai arti pentingnya saling menghormati antar sesama. Serta hidup berdampingan di tengah-tengah perbedaan masyarakat.

Tak hanya itu, rakyat Indonesia juga diharapkan mampu untuk menghormati dalam berbagai aspek kehidupan, seperti berbudaya, beragama, dan berkeyakinan.

Warisan Budaya Indonesia Kenalkan Kuliner Jawa di Gathering Bhinneka Tunggal Ika

Pengertian Bhinneka Tunggal Ika dalam Buku Sutasoma

Bhinneka Tunggal Ika ditulis dalam Buku Sutasoma karangan Mpu Tantular pada masa Majapahit sekitar abad ke-14.

Kutipan frasa 'Bhinneka Tunggal Ika' sendiri ada dalam petikan pupuh 139 bait 5 pada Kakawin Sutasoma.

Jika diartikan tiap kata, Bhinneka berarti 'beraneka ragam', tunggal berarti 'satu', dan ika memiliki arti 'itu'.

Bhinneka Tunggal Ika memiliki arti harfiah yakni 'beraneka ragam itu satu' atau berbeda-beda tetapi satu juga.

Baca Juga: 20 Contoh Sikap yang Mencerminkan Bhinneka Tunggal Ika, Materi Kelas 5 SD

Secara umum, Buku Sutasoma membahas tentang perbedaan kepercayaan di kalangan masyarakat Majapahit.

Untuk itu, diajarkan toleransi kehidupan beragama untuk hidup berdampingan dengan rukun dan damai.

Lebih lanjut, meski Hindu-Buddha merupakan dua ajaran berbeda, perbedaan itu tak boleh memecah belah.

Ini karena kebenaran dalam keyakinan apa pun nantinya akan bermuara pada hal yang satu, teman-teman.

Pengertian Bhinneka Tunggal Ika dalam Buku Sutasoma terkait keyakinan Hindu-Buddha yang melebur jadi satu.

Semboyan ini digunakan untuk mendamaikan masyarakat pemeluk agama Hindu dan Buddha di masa Majapahit.

Arti dan Makna Bhinneka Tunggal Ika, Semboyan Nasional Indonesia

Semboyan Bhinneka Tunggal Ika ternyata berasal dari Kitab Sutasoma yang karya Mpu Tantular. Ia membuat kitab tersebut pada masa Kerajaan Majapahit.

Lantas, seperti apa sejarah dan makna Bhinneka Tunggal Ika dalam Kitab Sutasoma tersebut? Berikut ini ulasannya dirangkum berbagai sumber, Sabtu (7/10/2023).

Pengertian Bhinneka Tunggal Ika dalam Buku Sutasoma

Kitab Sutasoma karya Mpu Tantular ditulis pada masa kerajaan Majapahit, tepatnya pada masa pemerintahan Hayam Wuruk, sekitar abad ke 14.

Hasan Irsyad dkk dalam jurnal STILISTIKA Vol. 9 No. 2 Juli–Desember 2016 menjelaskan bahwa pada kakawin inilah dapat ditemukan teks asli Bhinneka Tunggal Ika, yakni pada pupuh CXXXIX bait kelima baris empat.

Rizal Mustansyir dalam Jurnal Filsafat Agustus ’95 menulis bahwa istilah Bhinneka Tunggal Ika berasal dari bahasa dari bahasa Sansekerta, “Bhinneka”, “Tunggal”, dan “Ika” berasal dari kata "Bhinna + Ika" yang berarti "berbeda-beda itu"; "Tunggal" artinya satu; "Ika" yang berarti "itu".

Jadi istilah "Bhinneka Tunggal Ika" secara etimologis berarti: Berbeda-beda itu dalam satu itu. Kata itu yang pertama merupakan rangkaian dengan kata "Bhinna", yakni "berbeda-beda itu".

Kata "itu" yang kedua secara deiktik mengacu pada bangsa Indonesia. Bhinneka Tunggal Ika dalam arti yang luas yaitu, beranekaragam etnik, budaya dan agama, namun ada dalam kesatuan yakni bangsa Indonesia.

Kesatuan di sini merupakan hasil kesepakatan bangsa Indonesia untuk mengatasi keanekaragaman yang ada, sehingga dapat mencegah timbulnya konflik.

Bhinneka Tunggal Ika dalam hal ini mengandung aspek keharusan (das Sollen) bagi keutuhan bangsa Indonesia.

Asal mula Bhinneka Tunggal Ika

Kutipan frasa Bhinneka Tunggal Ika terdapat di dalam Kakawin Sutasoma pada pupuh 139 bait 5. Berikut isinya.

Rwaneka dhatu winuwus Buddha Wiswa

Bhinnêki rakwa ring apan kena parwanosen

Mangka ng Jinatwa kalawan Siwatatwa tunggal

Bhinnêka tunggal ika tan hana dharma mangrwa

Karena itu, dari Kitab Sutasoma frasa Bhinneka Tunggal Ika ikut lahir. Kini frasa itu menjadi semboyan rakyat Indonesia dalam berbangsa dan bernegara. (OL-14)

Pengertian Bhinneka Tunggal Ika dalam lambang negara Garuda Pancasila

Setelah kemerdekaan, kata Bhinneka Tunggal Ika dari Buku Sutasoma digunakan kembali oleh bangsa Indonesia.

Sebab, hal ini sesuai dengan kondisi masyarakat Indonesia yang memiliki banyak perbedaan latar belakang.

Perbedaan atau keberagaman pada masyarakat Indonesia ini meliputi suku, agama, ras, budaya, dan lainnya.

Meski hidup di tengah keberagaman, masyarakat harus tetap bersatu untuk meraih kedaulatan Indonesia.

Bhinneka Tunggal Ika dirasa sangat cocok untuk membentuk bangsa yang kokoh di tengah banyak perbedaan.

Karena Bhinneka Tunggal Ika sudah mendarah daging, maka semboyan ini jadi bagian lambang Garuda Pancasila.

Baca Juga: Pengertian dan Makna Bhinneka Tunggal Ika dalam Persatuan, Materi PPKn

Telah menjadi semboyan nasional, maka Bhinneka Tunggal Ika mengalami pergeseran makna asli.

Sejak jadi semboyan nasional, pengertian Bhinneka Tunggal Ika tidak lagi berkaitan dengan suatu keyakinan tertentu.

Pengertian Bhinneka Tunggal Ika dalam lambang negara Garuda Pancasila adalah berbeda-beda tapi tetap satu jua.

Kekayaan Budaya dan Keunikan

Indonesia memiliki banyak sekali kebudayaan, tradisi, kesenian, dan bahasa. Keempat aspek warisan para leluhur itulah yang harus kita jaga hingga akhir hayat.

Keberagaman yang Bersatu

Indonesia terdiri dari berbagai suku, agama, dan budaya  dari Sabang-Merauke. Banyak perbedaan itulah yang membuat Indonesia dikatakan sebagai negara yang unik. Meski berbeda-beda, semangat persatuan dan kesatuan untuk negara tetap harus berkobar.